DESKRIPSI BUKU
penulis: Adi Prasetijo
Penerbit : Wedatama Widya Sastra
Kota : jakarta
Tahun: 2011
Halaman : 315
Nomor Panggil : 305.899224 ADI
Lokasi : Perpustakaan Umum Magetan
Orang Rimba selama sekian puluh bahkan beratus tahun telah mengalami kepeminggiran yang akut. Kepeminggiran itu mereka alami melalui proses dominasi yang kuat. Hubungan dominasi-minoritas antara Orang Melayu dan Orang Rimba dapat dipahami sebagai suatu hubungan antarsuku bangsa yang terwujud secara lokal. Dalam kasus Orang Rimba Air Hitam proses dominasi tersebut dalam beberapa domain, diantaranya perubahan agama, perubahan pola hidup, dan pola pencaharian, yang pada intinya perubahan kebudayaan Orang Rimba dinilai Orang Melayu dan pemerintah sebagai lebih beradab dan manusiawi. Namun bagi Orang Rimba sendiri perubahan tersebut bukanlah hal yang mudah dilakukan. dalam pandangan Orang Rimba, antara dunia mereka dan dunia Orang Melayu adalah dua hal yang teroposisi kuat. Bagi Orang Rimba yang mengikuti perubahan tersebut, tidak hanya sekedar berpindah tmepat dan mengubah keyakinan, namun jauh lebih akan mengubah identitas kesukubangsaannya. Mereka tidak akan diakui lagi sebagai Orang Rimba, dianggap sebagai out-group oleh kelompok Orang Rimba yang lain.
Buku ini menceritakan mengenai etnografi kehidupan orang rimba atau suku anak dalam di Jambi. Serah naik jajah turun merupakan perlambangan dari hubungan dominasi minoritas antara Orang Rimba dan Orang Melayu. Tuntutan perubahan dari luar secara serta merta juga membawa dampak tuntutan perubahan identitas atau jadi diri mereka sebagai Orang Rimba.
Buku yang berangkat dari karya Tesis penulisnya ini, terbagai dalam 7 Bab, dimulai dari bahasan Jambi dan masyarakatnya, kemudian Orang Rimba di Jambi. Bab III tentang Masyarakat Air Hitam, lalu hubungan Orang Melayu dengan Orang Rimba. Selanjutnya Bab tentang ulasan Mencoba Menegak Adat, yang diteruskan Bab Berubah Menjadi Orang Melayu, dan ditutup Bab VII Berubah atau Bertahan.
Keinginan kuat orang-orang luar untuk mempengaruhi dan mengubah Orang Rimba merupakan warna kuat. Apabila dulu pihak Kesultanan dan masyarakat Jambi berkeinginan mengontrol dan memanfaatkan Orang Rimba dalam lingkup hubungan yang sifatnya ekonomi, sekarang banyak pelaku, seperti pemerintah, perusahaan HPH, para toke kayu, dan aktivitas Ornop. Orang Rimba tidaklah sebodoh dan terasing seperti dibayangkan orang lain. Mereka sadar atas perubahan yang ada di dunia luar. Kedekatan dan interaksi Orang Rimba dengan dunia luar menunjukkan kepintaran mereka dalam berpolitik agar dapat bertahan hidup dan mempertahankan jati diri sebagai Orang Rimba.
Literatur bersubyek etnografi ini salah satu koleksi menarik Perpustakaan Umum Magetan. Ayo berkunjung …