Magetan sebagai kabupaten literasi kiranya sudah populer bagi masyarakat Magetan, pun bagi kalangan pemerhati, pegiat atau komunitas literasi di luar kabupaten. Meski demikian, kiranya perlu diakui pula masih banyak masyarakat umum yang belum mendengar gaung visi Magetan Kabupaten Literasi. Guna mempertajam visi tersebut, sekaligus untuk mengaktualisasi Magetan Kabupaten Literasi bukan sekedar jargon, Pemkab Magetan menggelar bedah literasi dengan menghadirkan Okky Madasari sebagai keynote speaker. Bedah literasi dilaksanakan pada Selasa (7/6/2022) bertempat di Pendopo Surya Graha. Dihadirkannya sosok asli kelahiran Magetan 38 tahun lalu tak lepas dari prestasi Okky Madasari yang dapat dikata salah satu novelist terbaik di Indonesia. Berkat novel ketiganya ‘Maryam’, pada 2012 Ia menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa. Dia menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut pada usia 28 tahun.
Dinas Arpus Kab. Magetan yang menjadi fasilitator acara tersebut mengundang tak kurang dari 170 peserta dari para pegiat dan komunitas literasi di Magetan, para nominator 20 besar junior writerpreneur#2 untuk jenjang SD dan SMP beserta guru pendampingnya, 20 besar duta baca kabupaten jenjang SMA, serta dari komunitas difabel Magetan yang tergabung dalam WIDAMA. Bedah literasi dibuka oleh Bupati Magetan Suprawoto. Dalam arahannya, dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menginspirasi dan menimba pengetahuan, pengalaman, serta keberhasilan dari sosok putra daerah Magetan yang terbilang sukses dalam dunia literasi.
Sebagai pengantar untuk sesi interaktif, Okky Madasari membuka dengan pemaparan tentang Literasi dan Kolaborasi Kunci Penggerak Ekonomi. Disampaikan bahwa “Dunia hari ini digerakkan oleh cerita, narasi, teks yang sengaja diproduksi, didistribusikan, untuk kemudian dikonsumsi masyarakat.” konsekuensi atas hal itu, saat ini penguasaan bahasa dan kemahiran dalam bercerita telah menjadi kemampuan dasar yang wajib dimiliki semua orang.
Sementara itu, untuk mewujudkan Magetan sebagai Kabupaten Literasi, aktualisasi yang dapat dilakukan menurut Okky Madasari diantaranya, pertama dengan Program literasi dan kreativitas sebagai tujuan wisata. Terlebih saat ini Magetan telah memiliki Graha Pusat Literasi, tentunya hal itu telah menjadi modal awal. Kedua melalui pusat pendidikan untuk kepenulisan, pembuatan komik, pembuatan konten dan animasi. Hal ini bisa dilakukan dengan menginisiasi sekolah kejuruan (SMK) yang ada membuka jurusan-jurusan tersebut. Kemudian ketiga, menjadikan Magetan sebagai sumber tenaga kerja kreatif. Bila ketiga hal itu bisa dilakukan, serta mampu terjalin kolaborasi yang baik antara program pemerintah daerah dan komunitas, kemudian dipromosikan secara nasional dan internasional, maka literasi sebagai penggerak ekonomi dan intelektualitas akan serta merta terwujud. Hal itu sekaligus telah menjawab beberapa pertanyaan dari audience seputar keterkaitan literasi sebagai penggerak roda ekonomi serta bagaimana memaknai Magetan sebagai Kabupaten Literasi.