Berdasarkan hasil seleksi terhadap naskah fiksi berlatar Magetan yang masuk ke Tim Juri sebanyak 396 judul dengan rincian 183 judul dari Tingkat SD/MI, 135 judul dari tingkat SLTP, dan 78 judul dari tingkat SLTA, maka peserta yang lolos ke seleksi Tahap 2 adalah sebagaimana pada tautan berikut ini:
SELAMAT & TETAP SEMANGAT!
Jangan lupa agenda berikutnya: seleksi tahap 2 (pembinaan dan seleksi lanjutan untuk menyaring 20 Besar masing-masing jenjang) pada hari Rabu, 19 Februari 2025 bertempat di Graha Pusat Literasi Jalan Raya Magetan – Sarangan Km. 10 Plaosan. (undangan menyusul)
PENILAIAN UMUM NASKAH FIKSI JUNIOR WRITERPRENEUR 2025
Penilian secara umum naskah fiksi (cerita pendek) berlatar Magetan Kompetisi Penulis Muda Junior Writerpreneur #5 Tingkat SD/MI, SLTP, dan SLTA Kabupaten Magetan tahun 2025 adalah sebagai berikut:
- Pastikan naskahmu memenuhi komponen penilaian sebagaimana juknis, yaitu: (1) Kesesuaian antara tema dengan judul dan isi tulisan; (2) Orisinalitas karya, kebaruan ide, dan keterpaduan alur yang digunakan; (3) Ketepatan penggunaan tanda baca dan ejaan.
- Berkaitan dengan poin 1 bahwa tema penulisan adalah cerpen dengan latar belakang Magetan. Sayang sekali jika masih ada peserta yang naskahnya tidak sesuai dengan tema tersebut. Kata kuncinya adalah harus bergenre fiksi dan berlatar Magetan. Namun sayangnya, dengan salah satu persyaratannya yang harus berlatar Magetan membuat beberapa peserta seakan “terkungkung” pada tema-tema seputar mitos dan legenda semacam – bisa ditebak – asal muasal Telaga Sarangan, sejarah terjadinya sebuah desa, dan semacamnya. Bukan berarti tema tersebut tidak bagus, namun itu sudah terlalu umum. Dari sinilah imanijasi dan kreativitas peserta diuji untuk menulis cerita yang benar-benar “fresh” di luar tema yang sudah terlalu banyak ditulis oleh orang lain.
- Tips penulisan yang bagus tapi mudah menurut Andrea Hirata (penulis novel best seller “Laskar Pelangi”) dan J.K. Rowling (penulis serial “Harry Potter”) adalah: tulis yang kau sukai dan tulis yang pernah kau alami. Jadi, cerita tentang kejadian seru bersama teman-teman di sekolah, atau petualangan pada waktu kegiatan berkemah, atau kisah sehari-hari di rumah, dan semacamnya itu bisa menjadi tema yang sangat menarik serta lebih mudah dituangkan dalam sebuah tulisan.
- Masih berkaitan dengan poin 1, selain kesesuaian dengan tema, maka orisinalitas adalah yang penilaian utama! Pastikan karyamu asli buatan sendiri, meski sederhana, itu jauh lebih bermartabat daripada bagus namun hasil plagiat atau jiplakan. Setidaknya Tim Juri menemukan beberapa karya yang ternyata menjiplak karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan.
- Masih berkaitan dengan poin 1, hindarilah terlalu banyak melakukan kesalahan penulisan baik ejaan maupun tanda baca, terlebih pada judul! Dalam hal ini kesalahan ejaan yang masih banyak dilakukan contohnya: dibalik pintu (seharusnya di balik pintu), didalam kelas (seharusnya di dalam kelas), dimana kamu? (seharusnya di mana kamu?), tidak tau (seharusnya tidak tahu), dan lain-lain. Perhatikan juga penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan tanda petik untuk kalimat langsung (dialog). Tips mengatasi kesalahan penulisan: (1) Baca berulang-ulang dengan teliti sebelum naskah dikirim, kalau perlu terlebih dulu mintalah masukan dari orang tua/guru/saudara/teman demi semakin sempurnanya tulisan; (2) Cek ejaan atau penulisan yang benar menggunakan Google atau KBBI online.
- Masih berkaitan dengan poin 1, maka penggunaan bahasa yang tidak baku di dalam kalimat langsung lebih-lebih di dalam paragraf sangat tidak disarankan, apalagi memakai istilah “lo, gue”! Jadi, gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI sebagaimana persyaratan dalam juknis. Banyak lho, cerita fiksi yang menggunakan bahasa Indonesia baku namun tetap menarik untuk disimak, seperti karya-karya Andrea Hirata atau Tere Liye.
- Patuhi juga ketentuan lain seperti: (a) Mengandung pesan moral; (b) Tidak menyinggung SARA; (c) Tidak mengandung unsur pornografi; (d) Tidak mengumbar adegan kekerasan yang berlebihan; (e) Tidak mengumbar adegan romansa/percintaan yang berlebihan; (f) Tidak mengandung adegan bunuh diri/menyakiti diri sendiri; dan (g) Apabila terdapat istilah asing atau kalimat yang menggunakan bahasa daerah, jelaskan dengan footnote. Tim Juri mendapatkan beberapa karya belum lolos karena melanggar salah satu atau lebih dari ketentuan tersebut, misalnya terlalu banyak mengumbar kekerasan atau percintaan sementara pesan moralnya malah kedodoran.
- Berkaitan dengan poin 7, penggunaan bahasa Jawa sebaiknya tidak perlu terlalu dominan (tidak semua dialog harus ditulis menggunakan bahasa Jawa). Cukup satu, dua, atau beberapa kalimat saja sudah mewakili penggambaran bahwa lokasi kejadian cerita itu adalah di Magetan yang kental dengan nuansa Jawa. Dan wajib disertakan terjemahannya pada footnote/catatan kaki karena tidak semua pembaca paham bahasa Jawa. Hindarkan juga penggunaan footnote yang tidak perlu. Tambahan: istilah yang sudah terlalu umum tidak perlu diberi footnote!
- Pastikan menggunakan template sebagaimana aturan dalam juknis. Ayolah, jangan beralasan gagal mengunduh template. Hampir semua dari total 396 peserta berhasil mengirim karya dengan template yang disediakan. Pastikan juga karyamu tidak melebih batas halaman yang disyaratkan (yaitu maksimal 4 halaman), daripada risiko mendapatkan pengurangan nilai.
- And the last but not least: pastikan nama dan asal penulis dicantumkan di bawah judul karya (ini juga aturan wajib dalam juknis). Kalau tidak dicantumkan akibatnya bisa fatal!! Sayang sekali ada beberapa naskah cerpen yang sebenarnya bagus harus gugur dikarenakan tidak terdapat keterangan nama dan asal sekolah/madrasah penulisnya.
Demikian, sekali lagi selamat bagi yang lolos ke babak selanjutnya, dan jangan menyerah bagi yang belum berhasil. Tetap semangat berkarya untuk semua!
Tertanda, Tim Juri.
