Indonesia saat ini tengah menyosong bonus demografi yang puncaknya diperkirakan terjadi mulai 2030 sampai 2040. Apabila mampu dioptimalkan, bonus demografi tentunya menjadi modal dasar yang berharga yang dapat menentukan perjalanan bangsa dan negara ini ke depan. Pemerintah telah menetapkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai panduan dalam perencanaan pembangunan sekaligus mengolah bonus demografi yang sedang dan terus berlangsung. Sasaran prioritas pembangunan diarahkan untuk menciptakan generasi Indonesia unggul.
Namun dalam ikhtiar tersebut, tingkat literasi kita menjadi sebuah fakta ironis yang sungguh memprihatinkan. Kemendikbud merilis indeks Alibaca Indonesia tahun 2019 secara rata-rata tergolong rendah yaitu di angka 37,32%. Sementara berdasar publikasi OECD tentang Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, diketahui bahwa kemampuan membaca pelajar Indonesia yang berusia 15 tahun hanya mendapat skor 371. Dengan nilai tersebut Indonesia berada di posisi 72 dari 79 negara yang disurvei, dibawah Malaysia, Brunai Darusalam dan Thailand. Bahkan berdasar studi yang dilakukan Central Connecticut State University in New Britain, dengan tajuk World Literacy: How Countries Rank and Why It Matter (2016), tingkat literasi membaca Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara, hanya unggul dari Botswana.
Pemerintah sejatinya tidak pernah diam dengan realitas tersebut. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan indeks literasi Indonesia. Membiasakan budaya membaca di sekolah melalui Gerakan Literasi Sekolah, membentuk Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) untuk mewadahi peran serta masyarakat dalam menggalakkan promosi gemar membaca, hingga memberi bantuan pojok baca di daerah-daerah terpencil untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas kepustakaan, hanya sedikit dari sekian banyak upaya pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan literasi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Magetan dalam beberapa tahun terakhir turut proaktif mendukung upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan literasi masyarakat. Peraturan Bupati Magetan No 62 Tahun 2020 tentang Gerakan Literasi Kabupaten Magetan adalah salah satu bukti komitmen Bupati Magetan untuk meningkatkan literasi masyarakat di tingkat daerah sekaligus mewujudkan Magetan sebagai kabupaten literasi. Sementara bagi para pemangku kepentingan, Perbup tersebut menjadi dasar hukum dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan literasi di Kabupaten Magetan.
Sebagai upaya nyata menyukseskan tujuan Perbup dimaksud, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Magetan menapaki perjalanan tahun 2023 ini dengan melaksanakan kompetisi penulis muda yang dikemas dalam kegiatan “Junior Writerpreneur#3”. Kompetisi menulis yang secara kontinyu dilaksanakan tersebut kini telah memasuki tahun ketiga. Adapun tema yang diusung dalam kompetisi di tahun ini adalah “Anak Gunung dan Anak Pinggiran Berkarya”.
Bertempat di Graha Pusat Literasi, Junior Writerpreneur#3 tahun 2023 ini dilaksanakan selama 2 hari, tanggal 1 Februari untuk jenjang SD/MI dan esoknya pada 2 Februari untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Pada gelaran tersebut, diikuti tak kurang oleh 70 peserta dari jenjang SD, 68 dari jenjang SMP dan 52 peserta untuk tingkat SMA sederajat.
Kegiatan selama 2 hari tersebut pada dasarnya merupakan tahapan awal dari Junior Writerpreneur untuk menentukan 20 besar penulis terbaik dari masing-masing jenjang pendidikan dari SD, SMP dan SMA. Tahapan selanjutnya akan dilakukan pembinaan kepenulisan kepada masing-masing penulis muda terpilih, hingga nanti karyanya layak untuk diterbitkan dalam sebuah buku. Harapannya melalui Junior Writerpreneur akan melahirkan sosok-sosok penulis muda dari Kabupaten Magetan yang mempu berkarya tidak hanya di tingkat lokal, namun juga nasional dan tidak menutup kemungkinan tingkat internasional. Rangkaian acara yang berakhir sampai siang tersebut cukup mendapat respon yang antusias dari para peserta. Mereka masih menunjukkan semangatnya hingga tuntas acara yang ditutup dengan pembagian doorprize menarik bagi peserta yang hadir paling awal maupun mereka yang aktif menjawab pertanyaan. Direncanakan Junior Writerpreneur akan diadakan setiap tahunnya. Terus Berkarya, Salam Literasi dari bumi Mageti!