Keempat Pelayaran Colombus

DESKRIPSI BUKU

Pengarang:  Laurence Bergreen

Penerbit : Elex Media Komputindo

Kota : Jakarta

Tahun: 2012

Halaman : 536

Nomor Panggil : 904 LAU

Lokasi : Perpustakaan Umum Magetan

Buku ini merupakan terjemahan dari judul asli ‘Colombus—The Four Voyages’ karya Laurence Bergreen yang terbit pertama 2011 oleh  Viking Penguin, USA. Buku ini adalah biografi kisah hidup Christopher Colombus terlengkap dalam 50 tahun terakhir. Utuh menghadirkan kembali petualangan terbesar sepanjang masa.

Setelah Colombus berlayar pulang ke Spanyol, ia masih tiga kali kembali ke Dunia Baru dalam kurun waktu hanya satu dekade. Memimpin pendudukan yang semakin lama semakin penuh konflik, keras dan sangat ambigu secara moral. Hingga akhirnya, ia luluh lantak jiwa raga, pahlawan yang dikalahkan oleh kesalahan tragis dari sebuah kebanggaan, sebuah tekanan psikologis pada akhir hanyatnya.

Buku ini mencoba merekonstruksi kembali ketegangan dan teror ketika Colombus beserta orang-orangnya mencoba menaklukkan dan tinggal di daerah-daerah tak dikenal, demi menegakkan sebuah koloni yang dikenal bernama Santo Domingo, ia mendorong 50.000 penduduk asli di sana melakukan bunuh diri.

Kompleksitas perjalanan Colombo memang tak pernah bisa dimengerti dalam waktu singkat tanpa perenungan mendalam, dan pemahaman akan kondisi saat itu, baik di dunia lama (Eropa/Spanyol) maupun dunia baru (Amerika). Dia disebut pahlawan, penemu, penjelajah, namun tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai perusak dan penghancur.

Pelayarannya menyebabkan pengaruh yang tak dapat diperbaiki lagi terhadap masyarakat dan ekosistem dunia, mengubah total sebuah evolusi yang telah berlangsung jutaan tahun lalu. Pelayaran tersebut membawa konsekuensi yang amat besar terhadap kebudayaan dan aspek biologi manusia, membawa jagung dan penyakit syphilis ke Eropa, serta kuda dan budaya mabuk-mabukan ke amerika.

Colombus, seperti halnya penjelajah lain pada jamannya, menganggap rute serta penemuannya sebagai rahasia dagang dan setiap hari dia mempertaruhkan nyawa untuk itu, serta sangat menjaganya dengan ketat dari mereka yang oportunis dan para saingan. Sementara itu, pembuat peta yang terpercaya, Juan de la Cosa, mengumpulkan data panduan resmi kepulauan yang baru ditemukan itu, namun tidak ada yang tersisa saat ini.

Dia memasuki masa gelap. Kesehatannya menurun, penglihatannya juga, tubuhnya tersiksa karena rheumatoid arthritis. Suasana hatinya berganti-ganti antara ambisi muluk, paranoia, serta riang gembira. Semua itu akibat dia telah kehilangan kendali atas usaha berani yang dimulainya. Saat pelayaran terus berlanjut, Colombus menjadi semakin terpisahkan dari realita, menenggelamkan diri dalam khayalan mistis yang semakin panjang. Pada satu titik, dia menyakinkan dirinya sendiri bahwa dia telah menemukan jalan masuk menuju surga. Selama perjalanannya, hal yang rasional dalam bentuk keahlian maritim, serta mistik kadang-kadang berbaur dalam suatu aksi yang harmonis, namun lebih sering bertentangan, sehingga mengakibatkan konflik yang diperluas dari dunia alami hingga ke supranatural.

literatur mengenai perjalanan Colombus ini salah satu koleksi menarik Perpustakaan Umum Magetan. Ayo berkunjung …

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *