Bedah Buku “Antuk Amanah Bupati Magetan”, Membuka Gelaran Mbulan Ndadhari 2023

Kegiatan Mbulan Ndadhari di tahun 2023 dibuka dengan tema bedah buku “Antuk Amanah Bupati Magetan” karya Bupati Suprawoto. Bertempat di Pondopo Surya Graha, gelaran tersebut dilaksanakan pada Sabtu 21 Januari 2023. Bila dihitung sejak awal pertama pelaksanaan pada Mei 2022, kegiatan rutin bulanan Mbulan Ndadhari di awal tahun ini telah memasuki episode ke-9. Mengawali perjalanan tahun 2023, bedah buku “Antuk Amanah Bupati Magetan” menjadi tema yang spesial, mengingat buku tersebut merupakan karya terbaru Bupati Suprawoto. Sebagaimana diketahui, sejak awal Bupati Suprawoto bercita-cita menjadikan Magetan sebagai Kabupaten Literasi. Tentunya, semangat dan keteladanan pemimpin nomor satu di Kabupaten Magetan ini diharapkan mampu menggerakkan seluruh elemen pegiat literasi dan masyarakat Magetan pada umumnya dalam mewujudkan cita-cita tersebut.

Sedikit cerita lahirnya karya tersebut, secara singkat dijelaskan penulisnya, berawal dari ketika beliau mengalami cidera otot kaki pada saat berolah raga. Akibat cidera tersebut, Bupati Suprawoto harus lebih banyak istirahat untuk pemulihannya. Berupaya memanfaatkan waktu itulah, tercetus ide dari beliau untuk menuliskan kisah perjalanannya menjadi Bupati Magetan. Tidak membutuhkan waktu panjang, dalam kisaran 1 bulan buku “Antuk Amanah Bupati Magetan” selesai ditulis.

Niat menceritakan awal bagaimana akhirnya menjadi bupati hingga kisah pengalamannya menjabat selama hampir 5 tahun ini kedalam bentuk sebuah karya literasi, didasari nawa sebagai pengingat bagi anak cucunya kelak. Dikatakan Bupati Suprawoto bahwa “menulis itu mencipta sejarah”. Lebih lanjut dikatakan dengan mengutip ungkapan luhur salah satu sastrawan terkenal, Pramudya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. Selain itu menurut Suprawoto, buku yang terbit Desember 2022 kemarin juga sebagai bentuk pertanggungjawaban atas jabatan publik yang diembannya.

Dalam rangka membedah buku tersebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Magetan selaku penyelenggara kegiatan, mengundang 3 narasumber yang ahli dibidangnya. Ketiganya yaitu, Ki Narko Sodron Budiman dari Sanggar Triwida Tulungagung, Ki Sutedjo seorang pegiat literasi dari Ponorogo, dan Tulus Setiyadi dari Rumah Budaya Madiun. Selaku moderator adalah Ganef Budi Wicaksono dari SMK 1 Magetan yang juga merupakan salah satu tokoh pegiat kegiatan Mbulan Ndadhari.

Poin penting yang disampaikan dari masing-masing pembedah buku, pada intinya bahwa buku “Antuk Amanah Bupati Magetan” merupakan karya yang lahir dari kesahajaan pribadi dan kesederhanaan kata yang dituturkan Bupati Suprawoto. Buku tersebut merefleksikan semua yang beliau alami, amati, rasakan, dan angankan penulis selama menjabat Bupati Magetan. Selain diksi – diksi sederhana, penggunaan bahasa Jawa ngoko alus dapat dimaknai sebagai simbol kesahajaan, serta menjadikan karya tersebut mudah untuk dibaca dan dicerna bagi semua golongan atau kelompok orang meski memiliki kemampuan bahasa Jawa yang terbatas.

Pada kesempatan tersebut, di akhir acara Bupati Magetan Suprawoto memberikan penghargaan kepada Bapak Suripto, asal Ngrambe Ngawi. Beliau merupakan pensiunan PNS yang dulu bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Kab. Magetan yang mencipta lagu ‘Magetan Kumandang’. Semoga, harapan yang disematkan dalam lirik-lirik lagu kebanggaan Masyarakat Magetan tersebut akan mengejawantah, menjadikan Magetan terkenal tidak hanya di tingkat nasional namun juga dunia, dan akhirnya dapat membawa kemakmuran bagi masyarakat Magetan

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *