DESKRIPSI BUKU
Penulis : William James
Penerbit : Jendela
Kota : Yogyakarta
Tahun : 2003
Halaman : 674
Nomor Panggil : 200.1 JAM
Lokasi : Perpustakaan Umum Magetan
“Orang yang berilmu tinggi hanya dilihat dari tindakannya, dan seorang Biksu akan menjadi orang yang baik jika perbuatannya mencerminkan siapa dirinya, karena pohon dikenali dari buahnya.”
Santo Francis
Buku ini diterjemahkan dari judul asli ‘The Varieties Of Religious Experience’ yang diterbitkan The New American Liblary of World Literature, New York pada 1958. penulis buku ini adalah salah seorang filsuf Amerika terbesar, William James, sangat jenius dalam menggunakan ungkapan-ungkapan yang konkret dan hidup. Ia dapat membuat teori-teori yang sulit dipahami menjadi jelas dan nyata.
Buku ini merupakan karya klasik mengenai psikologi impuls religius. Mempelajari fenomena religius seperti konversi, pertobatan, mistisisme, orang suci, harapan akan ganjaran, dan ketakutan akan hukuman.
“Jika agama adalah fungsi yang menunjukkan bahwa kausa manusia atau kausa Tuhan adalah yang utama, maka siapa saja yang menjalani hidup dengan beragama, sedangkal apapun, adalah pelayan yang lebih baik jika dibandingkan orang yang hanya mengetahui agama, seluas apapun pengetahuan itu“
Tidak diragukan lagi bahwa peristiwa bersejarah banyak dipenuhi dengan fenomena Tuhan yang kejam, namun faktor asli dalam penetapan figur Tuhan selalu bersifat psikologis. Tuhan yang dipuja para nabi, pemuka agama dan pengikutnya juga bermakna pribadi bagi mereka
Sebagaimana para pemikir religius lainnya, James percaya bahwa pendosa lebih dekat kepada Tuhan daripada orang baik pada umumnya, sebab kehidupan dianugerahkan kepada kita sebagai hasrat, seperti diungkapkan Keats, bahwa hidup adalah lembah penciptaan jiwa.
Untuk melakukan penilaian kritis terhadap nilai fenomena religius, kita perlu menekankan perbedaan antara agama sebagai suatu fungsi pribadi individu dan agama sebagai suatu produk lembaga, kelompok ataupun suku.
Kebutuhan (extremity) manusia muncul atas kehendak Tuhan’ merupakan cara teologis dalam memposisikan fakta berupa kebutuhan untuk berserah diri; sedangkan pengungkapan secara psikologisnya adalah ‘Biarkan mereka melakukan semuanya dengan kekuatannya sendiri, dan sistem syaraf mereka akan mampu menyelesaikan sisanya.’ Kedua pernyataan itu mengukuhkan fakta yang sama.
-Starbuck-
Literatur bersubyek relegiositas ini salah satu koleksi menarik Perpustakaan Umum Magetan. Ayo berkunjung …