Di tengah derasnya arus informasi dan komunikasi di era digital sekarang ini. Rendahnya tingkat literasi masyarakat merupakan realitas yang menyesakkan. Tidak hanya literasi dalam arti luas, dalam hal literasi dasar salah satunya yakni aktivitas membaca, sedikit banyak dapat merefleksikan fenomena tersebut. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia amat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang rajin membaca.
Disisi lain, Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak mengherankan bila akhirnya kebenaran informasi (fakta) sering diabaikan karena orang lebih mencari afirmasi, konfirmasi dan dukungan atas yang diyakini (opini). Orang lebih cerewet di media sosial dibandingkan membaca buku. (Kemenkominfo, 2017).
Sebagai upaya untuk menjawab persoalan tersebut, dalam rangka membudayakan minat baca, meningkatkan literasi masyarakat, secara khusus bagi pala pelajar tingkat SD sederajat, Dinas Arpus Kab. Magetan mengadakan Lomba Bertutur Tingkat Kabupaten bagi pelajar SD/MI se Kabupaten Magetan. Tujuan lain yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut yaitu sebagai media pendidikan karakter anak. Secara lebih luas, melalui kegiatan konkrit seperti ini, visi membangun Magetan sebagai Kabupaten Literasi diharapkan dapat terwujud.
Bertempat di Graha Pusat Literasi Plaosan, Lomba Bertutur Tahun 2023 dilaksanakan selama 2 hari, pada 19 – 20 Juni 2023. Tak kurang dari 29 peserta dari SD dan/atau MI se Kabupaten ikut dalam perlombaan tersebut. Adapun tema atau materi Lomba Bertutur Tahun 2023 ini tentang kearifan lokal Magetan yang mengandung nilai perjuangan, kepahlawanan, atau legenda. Panitia memberi batasan bahwa cerita yang akan dibawakan tidak boleh menampilkan tokoh utama berupa binatang (fabel). Selain itu, muatan cerita maupun dalam penyampaian peserta, tidak diperkenankan mengandung unsur SARA, ujaran kebencian, bullying, kekerasan, pembunuhan, perebutan kekuasan, pornografi, percintaan, romantisme, dan/atau perselingkuhan.
Antusiasme para peserta lomba terlebih di hari kedua, cukup terlihat sejak awal sebelum sesi lomba dimulai. Para duta baca Tahun 2022 turut aktif mendukung kegiatan tersebut. Mereka menampilkan musikalisasi puisi yang disusul dengan ajakan bagi para peserta dan pendamping yang hadir untuk bersama-sama senam Tik Tok. Suguhan pembuka dari para Duta Baca tersebut terbukti mampu membangkitkan semangat seluruh peserta. Melalui Lomba Bertutur tingkat Kabupaten ini, secara jangka pendek diharapkan juga menjadi sarana untuk menyeleksi dan mempersiapkan calon peserta dalam perlombaan serupa di tingkat Provinsi maupun Nasional.